KONVENSI NASKAH
Konvensi naskah adalah
penulisan sebuah naskah berdasarkan ketentuan, aturan yang sudah lazim, dan
sudah disepakati[1]. Para akademis di perguruan tinggi cenderung menjadikan
kelaziman dan kesepakatan ini aturan baku. Namun, model naskah yang sudah lazim
atau berdasarkan konvensi tidak hanya digunakan oleh akademisi di perguruan
tinggi. Para professional dalam berbagai bidang disiplin ilmu yang bekerja pada
lembaga pemerintahan dan swasta, baik dalam negeri maupun luar negeri
senantiasa menggunakannya. Aturan pengetikan, pengorganisasian materi utama,
pengorganisasian materi lengkap, bahasa, dan kelengkapan penulisan lainnya
merupakan konvensi naskah yang biasanya digunakan
ATURAN PENGETIKAN
1. Kertas
HVS berukuran kuarto/letter(21,59 X 27,94 cm) atau kertas berukuranA4 (21 X
29,7 cm). Pengetikan hanya pada satu sisi halaman setiap lembarnya dan tidak
bolak-balik.
2. Batas
margin tepi atas 4 cm , kiri 4 cm, bawah 3 cm, dan kanan 3 cm.
3. Huruf
penulisan naskah diantaranya pika, arial, atau times new roman pada MS
Word computer. Font untuk penulisan judul antara 16 s.d. 20 sesuai dengan
panjang-pendek judul.
4. Margin
diusahakan lurus antara kiri dan kanan, tidak merusak kaidah bahasa,pemenggalan
kata, serta memperhatikan tanda hubung, dan jarak antar kata.
Jarak
tajuk dan judul bab dari tepi atas adalah 6,5 cm.
5. Jarak
spasi antarbaris dua spasi, antar paragraf tiga spasi, antar teks dan contoh
tiga spasi, antara tajuk dan uraian empat spasi, jarak antara uraian dan subjudul di bawahnya tiga spasi.
UNSUR-UNSUR DALAM PENULISAN SEBUAH
KARANGAN
Dalam
menyusun sebuah karangan perlu adanya pengorganisasian karangan.
Pengorganisasian karangan adalah penyusunan seluruh unsur karangan menjadi satu
kesatuan karangan dengan berdasarkan persyaratan formal kebahasaan yang baik,
benar, cermat, logis: penguasaan, wawasan keilmuan bidang kajian yang ditulis
secara memadai; dan format pengetikan yang sistematis. Persyaratan formal
(bentuk lahiriah) yang harus dipenuhi sebuah karya menyangkut tiga bagian
utama, yaitu: Bagian pelengkap pendahuluan, isi karangan, dan bagian pelengkap
penutup.
A. Bagian Pelengkap Pendahuluan
A. Bagian Pelengkap Pendahuluan
a.
Judul Pendahuluan (Judul Sampul)
b.
Halaman Judul
c.
Halaman Persembahan (kalau ada)
d.
Halaman Pengesahan (kalau ada)
e.
Kata Pengantar
f.
Daftar Isi
g.
Daftar Gambar (kalau ada)
h.
Daftar Tabel (kalau ada)
B. Bagian Isi Karangan
a.
Pendahuluan
b.
Tubuh Karangan
c.
Kesimpulan
C. Bagian Pelengkap Penutup
a.
Daftar Pustaka (Bibliografi)
b.
Lampiran (Apendix)
c.
Indeks
d.
Riwayat Hidup Penulis
A.
BAGIAN PELENGKAP PENDAHULUAN
Bagian
pelengkap pendahuluan atau disebut juga halaman-halaman pendahuluan sama sekali
tidak menyangkut isi karangan. Tetapi bagian ini harus disiapkan sebagai bahan
informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu
dalam bentuk yang kelihatan lebih menarik.
a. Judul
Pendahuluan (Judul Sampul) dan
Halaman Judul
Judul
pendahuluan adalah nama karangan. Halaman judul pendahuluan tidak mengandung
apa-apa kecuali mencantumkan judul karangan atau judul buku. Judul karangan
atau judul buku ditulis dengan huruf kapital. Biasanya letaknya di tengah
halaman agak ke atas. Namun, variasi-variasi lain memang kerap sekali
dijumpai.
Untuk memberikan daya tarik pembaca, penyusunan judul perlu memperhatikan unsur-unsur sebagai berikut:
1. Judul
menggambarkan keseluruhan isi karangan.
2. Judul
harus menarik pembaca baik makna maupun penulisannya.
3. Sampul:
nama karangan, penulis, dan penerbit.
4. Halaman
judul: nama karangan, penjelasan adanya tugas, penulis, kelengkapan identitas
pengarang, nama unit studi, nama lembaga, nama kota, dan tahun penulisan (dalam
pembuatan makalah atau skripsi).
5. Seluruh
frasa ditulis pada posisi tengah secara simetri (untuk karangan formal), atau
model lurus pada margin kiri (untuk karangan yang tidak terlalu formal).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan makalah atau skripsi pada halaman judul:
Judul
diketik dengan huruf kapital, misalnya:
APLIKASI BELAJAR MENULIS BERBASIS ANDROID
UNTUK
PENDERITA DISGRAPHIA
Penjelasan
tentang tugas disusun dalam bentuk kalimat, misalnya:
Makalah ini Disusun untuk
Melengkapi Tugas Akhir
Mata Kuliah Interaksi Manusia dan
Komputer Semester Ganjil 2009
Atau
Skripsi ini Diajukan untuk Melengkapi
Ujian Sarjana Komputer pada
Fakultas Ilmu Komputer dan
Teknologi Informasi Universitas Gunadarma
Nama
penulis ditulis dengan huruf kapital, di bawah nama dituliskan Nomor Induk
Mahasiswa (NIM), misalnya:
ADIS
RAMDYANTI
12345678
Logo
universitas untuk makalah, skripsi, tesis, dan disertasi; makalah ilmiah tidak
diharuskan menggunakan logo.
Data
institusi mahasiswa mencantumkan program studi, jurusan, fakultas, unversitas,
nama kota, dan tahun ditulis dengan huruf kapital, misalnya:
JURUSAN
SISTEM INFORMASI
FAKULTAS
ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
DEPOK
2015
Hal-hal
yang harus dihindarkan dalam halaman judul karangan formal:
· - Komposisi tidak menarik.
· - Tidak estetik.
· - Hiasan gambar tidak relevan.
· - Variasi huruf jenis huruf.
· - Kata “ditulis (disusun) oleh.”
· - Kata “NIM/NRP.”
· - Hiasan, tanda-tanda, atau garis yang
tidak berfungsi.
· - Kata-kata yang berisi slogan.
· - Ungkapan emosional.
· - Menuliskan kata-kata atau kalimat yang
tidak berfungsi.
b.
Halaman Persembahan
Bagian ini tidak terlalu penting.
Bila penulis ingin memasukan bagian ini, maka hal itu semata-mata dibuat atas
pertimbangan penulis. Persembahan ini jarang melebihi satu halaman, dan
biasanya terdiri dari beberapa kata saja, misalnya:
Kutulis
novel ini
dengan
cahaya cinta
untuk
mahar menyunting belahan jiwa,
Muyasaratun
Sa’idah binti KH. Muslim Djawahir, alm.
Rabbana
hab lanaa min azwaajinaa wa dzurriyyaatinaa
Qurrata
a’yuni waj’alnaa lil muttaqiina imaama. Amin.[3]
Bila
penulis menganggap perlu memasukkan persembahan ini, maka persembahan ini
ditempatkan berhadapan dengan halaman belakang judul buku, atau berhadapan
dengan halaman belakang cover buku, atau juga menyatu dengan halaman judul
buku.
c.
Halaman Pengesahan
Halaman
pengesahan digunakan sebagai pembuktian bahwa karya ilmiah yang telah
ditanda-tangani oleh pembimbing, pembaca/penguji, dan ketua jurusan telah
memenuhi persyaratan administratif sebagai karya ilmiah. Halaman pengesahan
biasanya digunakan untuk penulisan skripsi, tesis, dan disertasi, sedangkan
makalah ilmiah, dan karangan lainnya (baik non-fiksi maupun fiksi) tidak
mengharuskan adanya halaman pengesahan. Penyusunan pengesahan ditulis dengan
memperhatikan persyaratan formal urutan dan tata letak unsur-unsur yang harus
tertulis di dalamnya.
Hal-hal
yang harus dihindarkan:
· - Menggaris-bawahi nama dan kata-kata
lainnya.
· - Menggunakan titik atau koma pada akhir
nama.
· - Tulisan melampaui garis tepi.
· - Menulis nama tidak lengkap.
· - Menggunakan huruf yang tidak standar.
· - Tidak mencantumkan gelar
akademis.
d.
Kata Pengantar
Kata
pengantar fungsinya sama dengan sebuah surat pengantar. Kata pengantar adalah
bagian karangan yang berisi penjelasan mengapa menulis sebuah karangan. Setiap
karangan ilmiah, seperti: buku, skripsi, tesis, disertasi, makalah, atau
laporan formal ilmiah harus menggunakan kata pengantar. Di dalamnya disajikan
informasi sebagai berikut:
1. Ucapan
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Penjelasan
adanya tugas penulisan karya ilmiah (untuk skripsi, tesis, disertasi, atau
laporan formal ilmiah).
3. Penjelasan
pelaksanaan penulisan karya ilmiah (untuk skripsi, tesis, disertasi, atau
laporan formal ilmiah).
4. Penjelasan
adanya bantuan, bimbingan, dan arahan dari seseorang, sekolompok orang, atau
organisasi/lembaga.
5. Ucapan
terima kasih kepada seseorang, sekolompok orang, atau organisasi/lembaga yang
membantu.
6. Penyebutan
nama kota, tanggal, bulan, tahun, dan nama lengkap penulis, tanpa dibubuhi
tanda-tangan.
7. Harapan
penulis atas karangan tersebut.
8. Manfaat
bagi pembaca serta kesediaan menerima kritik dan saran
.
.
Hal-hal
yang harus dihindarkan:
1. Menguraikan
isi karangan.
2. Mengungkapkan
perasaan berlebihan.
3. Menyalahi
kaidah bahasa.
4. Menunjukkan
sikap kurang percaya diri.
5. Kurang
meyakinkan.
6. Kata
pengantar terlalu panjang.
7. Menulis
kata pengantar semacam sambutan.
8. Kesalahan
bahasa: ejaan, kalimat, paragraf, diksi, dan tanda baca tidak efektif.
e.
Daftar Isi
Daftar
isi adalah bagian pelengkap pendahuluan yang memuat garis besar isi karangan
ilmiah secara lengkap dan menyeluruh, dari judul sampai dengan riwayat hidup
penulis sebagaimana lazimnya sebuah konvensi naskah karangan. Daftar isi
berfungsi untuk merujuk nomor halaman judul bab, sub-bab, dan unsur- unsur
pelengkap dari sebuah buku yang bersangkutan.
Daftar
isi disusun secara konsisten baik penomoran, penulisan, maupun tata letak judul
bab dan judul sub-sub bab. Konsistensi ini dipengaruhi oleh bentuk yang digunakan.
f.
Daftar Gambar
Bila
dalam buku itu terdapat gambar-gambar, maka setiap gambar yang tercantum dalam
karangan harus tertulis didalam daftar gambar. Daftar gambar menginformasikan:
judul gambar, dan nomor halaman.
g.
Daftar Tabel
Bila
dalam buku itu terdapat tabel-tabel, maka setiap tabel yang tertulis dalam
karangan harus tercantum dalam daftar tabel. Daftar tabel ini menginformasikan:
nama tabel dan nomor halaman.
B.
BAGIAN ISI KARANGAN
Bagian
isi karangan sebenarnya merupakan inti dari karangan atau buku; atau secara
singkat dapat dikatakan karangan atau buku itu sendiri.
a.
Pendahuluan
Pendahuluan
adalah bab I karangan. Tujuan utama pendahuluan adalah menarik perhatian
pembaca, memusatkan perhatian pembaca terhadap masalah yang dibicarakan, dan
menunjukkan dasar yang sebenarnya dari uraian itu. Pendahuluan terdiri dari
latar belakang, masalah, tujuan pembahasan, pembatasan masalah, landasan teori,
dan metode pembahasan. Kesuluruhan isi pendahuluan mengantarkan pembaca kepada
materi yang akan dibahas, dianalisis-sintesis, dideskripsi, atau diuraikan
dalam bab kedua sampai bab terakhir.
Untuk
menulis pendahuluan yang baik, penulis perlu memperhatikan pokok-pokok yang
harus tertuang dalam masing-masing unsur pendahuluan sebagai berikut:
1)
Latar belakang masalah, menyajikan:
Penalaran
(alasan) yang menimbulkan masalah atau pertanyaan yang akan diuraikan
jawabannya dalam bab pertengahan antara pendahuluan dan kesimpulan dan dijawab
atau ditegaskan dalam kesimpulan. Untuk itu, arah penalaran harus jelas,
misalnya deduktif, sebab-akibat, atau induktif.
2)
Tujuan penulisan berisi:
Target,
sasaran, atau upaya yang hendak dicapai, misalnya: mendeskripsikan hubungan X
terhadap Y; membuktikan bahwa budaya tradisi dapat dilestarikan dengan
kreativitas baru; menguraikan pengaruh X terhadap Y.
Tujuan
utama dapat dirinci menjadi beberapa tujuan sesuai dengan masalah yang akan
dibahas. Jika masalah utama dirinci menjadi dua, tujuan juga dirinci menjadi
dua.
3)
Ruang lingkup masalah berisi:
1. Pembatasan
masalah yang akan dibahas.
2. Rumusan
detail masalah yang akan dibahas.
3. Definisi
atau batasan pengertian istilah yang tertuang dalam setiap variabel.
Pendefinisian merupakan suatu usaha yang sengaja dilakukan untuk mengungkapkan
suatu benda, konsep, proses, aktivitas, peristiwa, dan sebagainya dengan kata-kata.[4]
4)
Landasan teori menyajikan:
Deskripsi
atau kajian teoritik variabel X tentang prinsip-prinsip teori, pendapat ahli
dan pendapat umum, hukum, dalil, atau opini yang digunakan sebagai landasan
pemikiran kerangka kerja penelitian dan penulisan sampai dengan kesimpulan atau
rekomendasi.
5)
Sumber data penulisan berisi:
a. Sumber
data sekunder dan data primer.
b. Kriteria
penentuan jumlah data.
c. Kriteria
penentuan mutu data.
d. Kriteria
penentuan sample.
e. Kesesuaian
data dengan sifat dan tujuan pembahasan.
6)
Metode dan teknik penulisan berisi:
-
Penjelasan metode yang digunakan dalam pembahasan, misalnya: metode
kuantitatif, metode deskripsi, metode komparatif, metode korelasi, metode
eksploratif, atau metode eksperimental.
-
Teknik penulisan menyajikan cara pengumpulan data seperti wawancara, observasi,
dan kuisioner; analisis data, hasil analisis data, dan kesimpulan.
7)
Sistematika penulisan berisi:
-
Gambaran singkat penyajian isi pendahuluan, pembahasan utama, dan kesimpulan.
-
Penjelasan lambang-lambang, simbol-simbol, atau kode (kalau ada).
b.
Tubuh Karangan
Tubuh
karangan atau bagian utama karangan merupakan inti karangan berisi sajian
pembahasan masalah. Bagian ini menguraikan seluruh masalah yang dirumuskan pada
pendahuluan secara tuntas (sempurna). Di sinilah terletak segala masalah yang
akan dibahas secara sistematis. Kesempurnaan pembahasan
diukur berdasarkan kelengkapan unsur-unsur berikut ini:
1)
Ketuntasan materi:
2)
Kejelasan uraian/deskripsi:
-
Kejelasan konsep
-
Kejelasan bahasa
-
Kejelasan penyajian dan fakta kebenaran fakta
Hal-hal
lain yang harus dihindarkan dalam penulisan karangan (ilmiah):
a. Subjektivitas
dengan menggunakan kata-kata: saya pikir, saya rasa, menurut pengalaman saya,
dan lain-lain. Atasi subjektivitas ini dengan menggunakan: penelitian
membuktikan bahwa…, uji laboratorium membuktikan bahwa…, survei membuktikan
bahwa…,
b. Kesalahan:
pembuktian pendapat tidak mencukupi, penolakan konsep tanpa alasan yang cukup,
salah nalar, penjelasan tidak tuntas, alur pikir (dari topik sampai dengan
simpulan) tidak konsisten, pembuktian dengan prasangka atau berdasarkan
kepentingan pribadi, pengungkapan maksud yang tidak jelas arahnya, definisi
variabel tidak (kurang) operasional, proposisi yang dikembangkan tidak jelas,
terlalu panjang, atau bias, uraian tidak sesuai dengan judul.
c.
Kesimpulan
Kesimpulan
atau simpulan merupakan bagian terakhir atau penutup dari isi karangan, dan
juga merupakan bagian terpenting sebuah karangan ilmiah.
Penulis
dapat merumuskan kesimpulannya dengan dua cara:
1. Dalam
tulisan-tulisan yang bersifat argumentatif, dapat dibuat ringkasan-ringkasan
argumen yang penting dalam bentuk dalil-dalil (atau tesis-tesis), sejalan
dengan perkembangan dalam tubuh karangan itu.
2. Untuk
kesimpulan-kesimpulan biasa, cukup disarikan tujuan atau isi yang umum dari
pokok-pokok yang telah diuraikan dalam tubuh karangan itu.
C.
BAGIAN PELENGKAP PENUTUP
Bagian
pelengkap penutup juga merupakan syarat-syarat formal bagi suatu karangan
ilmiah.
a.
Daftar pustaka (Bibliografi)
Setiap
karangan ilmiah harus menggunakan data pustaka atau catatan kaki dan dilengkapi
dengan daftar bacaan. Daftar pustaka (bibliografi) adalah daftar yang berisi
judul buku, artikel, dan bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian
dengan sebuah atau sebagian karangan.
b.
Lampiran (Apendix)
Lampiran
(apendix) merupakan suatu bagian pelengkap yang fungsinya terkadang tumpang
tindih dengan catatan kaki. Bila penulis ingin memasukan suatu bahan informasi
secara panjang lebar, atau sesuatu informasi yang baru, maka dapat dimasukkan
dalam lampiran ini. Lampiran ini dapat berupa esai, cerita, daftar nama, model
analisis, dan lain-lain. Lampiran ini disertakan sebagai bagian dari pembuktian
ilmiah. Penyajian dalam bentuk lampiran agar tidak mengganggu pembahasan jika
disertakan dalam uraian.
c.
Indeks
Indeks
adalah daftar kata atau istilah yang digunakan dalam uraian dan disusun secara
alfabetis (urut abjad). Penulisan indeks disertai nomor halaman yang
mencantumkan penggunaan istilah tersebut. Indeks berfungsi untuk memudahkan
pencarian kata dan penggunaannya dalam pembahasan.
d.
Riwayat Hidup Penulis
Buku,
skripsi, tesis, disertasi perlu disertai daftar riwayat hidup. Dalam skripsi menuntut
daftar RHP lebih lengkap. Daftar riwayat hidup merupakan gambaran kehidupan
penulis atau pengarang. Daftar riwayat hidup meliputi: nama penulis, tempat
tanggal lahir, pendidikan, pengalaman berorganisasi atau pekerjaan, dan
karya-karya yang telah dihasilkan oleh penulis.
REFERENSI :
Keraf,
Gorys. Komposisi. Jakarta: Nusa Indah, 1994.
HS,
Widjono. BAHASA INDONESIA Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi. Jakarta: PT. Grasindo, 2007.
http://ati.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/folder/0.12
http://www.scribd.com/doc/68629670/Konvensi-Dan-Penyusunan-Naskah#scribd
Maryani,
Yani, dkk. Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: Pustaka Setia, 2005.
[1] Widjono HS, BAHASA INDONESIA Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi (Jakarta: PT. Grasindo, 2007),
hal. 268.
[2] Prof. DR. Gorys Keraf, KOMPOSISI (Jakarta:
Nusa Indah, 1994), hal. 229.
[3] Contoh halaman persembahan diambil dari
novel Ayat-ayat Cinta, buah karya dari Habiburrahman El- Shirazy.
[4] Dra. Yani Maryani, dkk. Intisari Bahasa
dan Sastra Indonesia (Bandung: Pustaka Setia, 2005), hal. 17.
Komentar
Posting Komentar