MENGIDENTIFIKASI KESALAHAN PENGGUNAAN KATA, KONJUNGSI DAN KALIMAT
Dalam sebuah paragraf terdapat
penggunaan kata, konjungi dan kalimat. Kata adalah satuan bahasa terkecil yang
dapat berdiri sendiri. Konjungsi atau kata sambung adalah kata untuk
menghubungkan kata-kata, ungkapan-ungkapan, atau kalimat-kalimat
dan sebagainya, dan tidak untuk tujuan atau maksud lain. Sedangkan, kalimat adalah
satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan maupun tulisan yang mengungkapkan
pikiran secara utuh. Dalam wujud lisan kalimat diungkapkan dengan suara
yang naik dan turun, lemah dan lembut, disela dengan jeda, dan diakhiri dengan
intonasi.
1. Menyunting Kata
Kata
harus disunting atau diperbaiki karena kata tersebut dianggap tidak baku jika
tidak sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ejaan yang Disempurnakan dana Tata Bahasa
Baku Bahasa Indonesia. Dalam menyunting kata dalam paragraf, sebaiknya
berpedoman pada tiga kaidah tersebut. Kata yang disunting dalam paragraf berupa
kata tidak baku. Kata tidak baku penulisannya tidak sesuai dengan pedoman atau
kaidah-kaidah tersebut.
2.
Menyunting
Konjungsi
Konjungsi
yang dianggap tidak tepat dan harus disunting karena penggunaan konjungsi tidak
sesuai dengan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Menyunting konjungsi dalam
paragraf sebaiknya berpedoman pada kaidah yang berlaku. Penyuntingan konjungsi
memperhatikan makna dan maksud kalimat.
3.
Menyunting
Kalimat
Kalimat
dianggap tidak tepat jika tidak efektif. Sebuah kalimat dianggap tidak efektif
karena berbagai penyebab berikut :
a. Ketidaklengkapan
Unsur Kalimat
Dalam sebuah kalimat
minimal terdapat dua unsur, yaitu subjek dan predikat. Jika unsur tersebut
tidak ada didalam kalimat, kalimat menjadi tidak efektif.
Contoh :
Sebagai tempat membaca, harus
dilengkapi dengan fasilitas memadai.
Kalimat tersebut tidak
efektif karena tidak menjelaskan sesuatu yang harus dilengkapi. Kalimat tersebut
tidak menyertakan subjek kalimat. Suntingan kalimat tersebut adalah Sebagai tempat
membaca, perpustakaan harus dilengkapi dengan fasilitas memadai.
b. Ketepatan
Penempatan Unsur dalam Kalimat
Unsur-unsur dalam
kalimat juga harus diletakkan di tempat yang tepat. Jika unsur-unsur tersebut
diletakkan tidak pada tempatnya, kalimat akan menjadi tidak efektif.
Contoh :
Petani sebelum ada kebijakan impor
gula dari Pemerintah, tidak pernah mengalami kerugian hingga puluhan juta
rupiah.
Kalimat tersebut tidak
efektif karena salah meletakkan kata petani. Kata petani seharusnya diletakkan
di belakang tanda koma. Suntingan kalimat tersebut adalah Sebelum ada kebijakan
impor gula dari Pemerintah, petani tidak pernah mengalami kerugian hingga
puluhan juta rupiah.
c. Penggunaan
Unsur Kalimat secara Berlebihan
Ketidakefektifan
kalimat juga dapat dilihat dari penggunaan unsur kalimat secara berlebihan. Unsur
berlebihan itu dapat berupa penggunaan kata sama arti atau pemakaian kata tugas
yang tidak perlu.
Contoh :
Para ibu-ibu sedang mengikuti
penyuluhan hidup sehat dan bersih.
Kalimat tersebut tidak
efektif karena keduanya menunjukkan makna jamak. Kata ibu tidak perlu diulang. Suntingan
kalimat tersebut adalah Para ibu sedang mengikuti penyuluhan hidup sehat dan
bersih atau Ibu-ibu sedang mengikuti penyuluhan hidup sehat dan bersih.
d. Pilihan
Kata Tidak Tepat
Ketidakefektifan
kalimat juga dapat disebabkan oleh pilihan kata tidak tepat. Ketidakefektifan
tersebut dapat dipengaruhi oleh bahasa sehari-hari atau bahasa asing. Selain itu,
ketidakpahaman terhadap arti sebuah kata menyebabkan penggunaan kata tersebut
tidak tepat.
Contoh :
Kepada yang tidak pernah ke gunung
ini pasti akan merasakan betapa dingin udara di sini.
Kalimat tersebut tidak
efektif karena terdapat ketidakcocokan antara kata pernah dan akan. Kata pernah
menunjukkan sudah dilakukan, sedangkan kata akan menunjukkan belum dilakukan. Seharusnya,
kata akan diganti dengan sudah. Kata depan kepada juga sebaiknya dihilangkan. Suntingan
kalimat tersebut adalah Mereka yang pernah ke gunung ini pasti sudah merasakan
betapa dingin udara di sini.
e. Tidak
Logis
Kelogisan sebuah
kalimat perlu diperhatikan. Kalimat tidak logis akan menjadi tidak efektif.
Contoh :
Dengan mengucapkan puji syukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa, selesailah karya tulis ini.
Kalimat tersebut tidak
logis karena tiak mungkin hanya dengan mengucap syukur saja penulisan karya
tulis dapat selesai.
REFERENSI
:
http://www.bahasakita.com/kata-frasa-klausa-dan-kalimat/.
Minggu, 10 April 2016.
https://id.wikipedia.org/wiki/Konjungsi_(bahasa).
Minggu, 10 April 2016.
https://id.wikibooks.org/wiki/Subjek:Bahasa_Indonesia/Materi:kalimat.
Minggu, 10 April 2016.
Meita Sandra Santhi dan
Uti Darmawati. 2015. Detik-Detik Ujian Nasional Bahasa Indonesia: PT Intan Pariwara.
Terimah kasih kk,,sangat membantu:")
BalasHapus