CERPEN : PERCAKAPAN SINGKAT


Asya mengintip jam tangan mungil ditangan kanannya “Haduh! udah jam 17.40” dengusnya.
“ Kenapa sya?” tanya Rara salah satu teman Asya.
“Sekarang udah hampir magrib dan kita belum dapat metromini sama sekali” jawab Asya lemas.
“ Iya, mana dari tadi gerimisnya belum reda-reda” timpal Nadya sembari menengok kearah langit yang semakin gelap.
“ Itu ada metromini !!“ Rara memukul bahu Nadya yang sedang memandang langit dan itu membuat Nadya kaget bukan kepalang “ Ya Ampun Rara, bisa ga si jangan heboh! Kaya ketemu Lee Min Ho aja deh” dengus Nadya.
“Heh gw kan cuma ngasih tau kalau ada angkutan umum yang bakal bawa pulang kita dari sini. Emang lo mau nginep disini? hah? ” tanya Rara dengan nada tidak mau kalah.
“ Udah.. udah jangan berantem. Mending kita kejar metromininya” Asya langsung beranjak dari halte menuju metromini berwarna oranye, diikuti oleh langkah kedua sahabatnya.
“ Bang.. metro mininya ke arah Tangerang? “  tanya Asya pada kondektur metromini itu. “ Iya neng, ayoo cepet! Ini angkot terakhir! “ kondektur itu melambai-lambaikan tangannya yang menandakan kita harus segera naik. Asya menunggu kedua sahabatnya naik , lalu dia mengikutinya dibelakang. Ternyata nasib tidak berpihak pada mereka. Meskipun mereka mendapat tempat duduk tapi mereka bertiga harus duduk terpisah.  Rara duduk kedua dari depan dekat pintu pertama, Nadya duduk dibangku ketiga dari belakang dan Asya duduk paling pojok dibaris belakang . 
“Disini tidak ada ventilasi?” tanya Asya dalam hati sembari menengok kearah kanan dan kirinya. Ternyata dipojok tempat Asya duduk benar-benar tidak ada ventilasi. Sebenarnya tempat duduk Asya strategis dekat dengan pintu belakang tapi karena penumpang semakin lama semakin bertambah, Jadi hanya ada sedikit celah untuk angin masuk kedalam metromini itu.

10 menit kemudian metromini pun sudah terisi penuh. Ya, kalau diibaratkan air mungkin sudah luber. Sebab benar-benar penuh dan sesak. Habis mau bagaimana lagi? Metromini ini merupakan metromini terakhir. Mau tidak mau ya harus naik apapun resikonya. Kebisingan pun mulai mengganggu telinga. Asya mengeluarkan mp3 kecil berwarna biru dari kantong jaketnya dan mencari lagu melow yang sepertinya akan pas sekali dengan cuaca diluar. Setelah beberapa menit mengutak-ngatik mp3 akhirnya Asya menemukan lagu yang pas “ This I Promise You –N’sync ” gadis itu pun meng-klik tombol play dan mulai menikmati lagunya dengan memejamkan mata.
*ASYA PART*
Baru 5 menit memejamkan mata, tiba-tiba metromini berguncang dan membuat para penumpang tergoyak. Akupun yang sedang menuju perjalanan mimpi harus terpaksa membuka mata untuk melihat keadaan sekitar.Ternyata metromini yang aku tumpangi melewati lubang besar yang tidak terlihat karena jalanan yang dilewati tertutup air atau bisa dibilang banjir. Hujan yang turun dari sore bahkan dari siang sampai sekarang pun belum berhenti. Lalu, tidak sengaja aku melihat bapak-bapak yang sedang berdiri didepan pintu. Rambutnya yang sudah mulai memutih dan bapak itu terlihat sangat kelelahan . “ Sepertinya bapak itu lebih butuh tempat duduk ini daripada aku” ucapku dalam hati. Entah kenapa dengan refleks aku langsung berdiri dan meminta izin untuk keluar dari tempat dudukku dipojok.
 “ Pak.. silahkan duduk” ucapku sembari menunjuk kursi yang sudah kosong.
“ Oh, terima kasih nak” ucap bapak itu setelah duduk.
“ Iya, sama-sama ” akupun mencari sesuatu untuk berpegangan agar tidak terjatuh, sebab aku berdiri tidak jauh dari pintu belakang metromini tersebut. Entah kenapa perasaan aku sangat lega setelah memberikan tempat duduk kepada orang yang lebih membutuhkan. Aku jadi teringat kisah mama yang pernah memberikan tempat duduk kepada ibu-ibu yang sedang hamil, padahal aku tahu mama juga sedang kelelahan tapi dia selalu mendahulukan orang-orang yang lebih membutuhkan daripada dirinya sendiri. “ My Mother is My Inspiration” akupun tersenyum.
“ Turun dimana?” tanya seorang laki-laki disampingku. Akupun menengok kearah laki-laki itu. Postur badannya yang tinggi membuat aku sedikit mendongak melihat wajahnya, wajahnya agak putih, hidungnya mancung, matanya tidak terlalu sipit, menggendong tas ransel, menggunakan kemeja dengan double-an jaket levis dan memegang sebuah gitar ditangan kirinya. Dilihat dari penampilannya sepertinya dia seorang mahasiswa atau mungkin anak band. Aku langsung mengalihkan pandanganku dan mematikan mp3 yang sedaritadi terus bersenandung.
“ Iya, maaf kenapa? “  tanyaku balik.
“ Turun dimana?” tanyanya ulang.
“ Ditangerang “ jawabku.
“ Oo.. Jauh juga ya. Emang ga capek berdiri? “ tanyanya lagi.
“ Engga “ jawabku singkat, meskipun laki-laki disampingku lumayan cakep tapi namanya juga diluar rumah meski hati-hati juga sama seseorang yang belum dikenal. 
“ Gantian duduk ya sama bapak-bapak yang tadi?”
“ Iya “ jawabku sembari tersenyum.
“ Sendirian?” tanyanya
“ Engga, bertiga sama teman”
“ Mana temannya?”
Serasa jadi buronan di investigasi terus “ Eh, disitu sama didepan satu “ sembari menunjuk Nadya dan Rara.
“ Oo, ko duduknya pisah-pisah? “
“ Iya, tadi kan pas naik udah lumayan penuh tempat duduknya. Jadi kepisah-pisah deh” tanpa sadar aku pun terbawa suasana. Meskipun ditanya-tanya terus, tapi lebih baik lah dari pada meski bengong kaya ayam kesambet. Seenggaknya punya teman ngobrol.
“ Bawa payung? “ tanya laki-laki itu.
“ Engga” jawabku.
“ Diluar hujan loh. Oiya kuliah dimana?” tanyanya lagi
“ Eh?” akupun kaget dengan pertanyaannya. Aku melihat ke arah bawah. “ Kuliah? Ga salah tuh nanyanya. Orang masih pake rok abu-abu begini. Apa dia ga ngeliat?” tanyaku dalam hati.
“ Maksudnya sekolahnya dimana?” laki-laki itu mengubah pertanyaannya. 
“ Oh, Di daerah Jakarta Barat” syukurlah dia menyadari baju seragam yang masih kukenakan.
“ Loh ko jauh banget mainnya ke daerah Jakarta Selatan?”
“ Iya, tadi abis mengatar teman nyari info ke universitas didaerah sana”

“ Oo.. “ jawabnya singkat. Setelah itu tidak ada percakapan lagi diantara kami. Yang ada hanyalah percakapan orang-orang disekitarku, klakson kendaraan yang saling sahut-menyahut satu sama lain dan suara gemercik hujan diluar yang turun dengan sangat deras. Meskipun suasana disekitarku sangat bising namun aku merasa sangat sunyi ya lebih tepatnya merasa sepi karena tidak ada yang mengajak ngobrol lagi. Tak lama kemudian laki-laki itu turun. Entah kenapa saat dia turun perasaanku sedikit tidak ikhlas. Sekelilingku jadi terasa sepi. Tapi sedikit senang dengan percakapan singkat tadi. Sebelumnya langka banget ada orang yang tidak kukenal mengajak ngobrolku seperti tadi bahkan sepertinya belum pernah ada. Tapi, tadi laki-laki itu...... Akupun memutar kembali mp3 mungilku.
Someday, we will meet again. Even though we don’t know where we will go_SuperJunior

- Story by AR -

Picture : 
https://s-media-cache-ak0.pinimg.com/originals/0a/9e/8d/0a9e8d056c6e6a84bc16123a7408ae0e.png

Komentar

  1. Woori Casino No Deposit Bonus 2021 | Free Play in Demo
    Woori Casino 바카라 사이트 offers a variety of free ventureberg.com/ spins and no deposit bonuses, as febcasino.com well as regular promotions. As https://octcasino.com/ you can't claim this offer 토토 사이트 도메인 without being registered

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGERTIAN, SYARAT, UNSUR & MACAM-MACAM ALINEA

KONVENSI NASKAH