UNSUR, POLA & JENIS KALIMAT
Kalimat
juga dapat diartikan sebagai satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau
tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat
diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri
dengan intonasi akhir.
Kalimat
terdiri dari unsur – unsur pembentuk kalimat yang saling berangkai dan
membentuk satu kesatuan makna. Unsur pembangun kalimat tersebut, diantaranya
adalah Subjek (S), Predikat (P), Objek (O), Pelengkap (Pel.), dan Keterangan
(K). Unsur – unsur ini memiliki fungsi dan tugasnya masing – masing di dalam
kalimat, dan untuk membentuk sebuah kalimat, minimal harus memiliki unsur
Subjek (S), dan Predikat (P) di dalamnya. Pada artikel ini saya akan membahas
unsur-unsur dalam kalimat, pola kalimat serta macam kalimat.
UNSUR - UNSUR PEMBENTUK KALIMAT
Subjek
(S)
Unsur
yang pertama adalah subjek yang berfungsi sebagai penunjuk pelaku yang
melakukan atau terlibat di dalam kalimat tersebut. Biasanya subjek di dalam
kalimat berupa sebuah objek atau benda, seperti manusia, barang, binatang,
tumbuhan maupun kata benda abstrak, seperti asap, gas, dan lain – lain.
Contoh
: Budi, aku, saya, mereka, keledai, cita – cita, dan lain – lain.
Predikat
(P)
Bersama
dengan subjek, predikat adalah unsur terpenting di dalam sebuah kalimat. Tanpa
adanya kedua unsur ini, maka bisa dipastikan kata – kata tersebut bukanlah
kalimat, melainkan frasa. Predikat ini berfungsi untuk menyatakan kegiatan yang
dilakukan oleh subjek di dalam kalimat, dan biasanya berupa kata – kata kerja
baik transitif, maupun intransitif.
Contoh
: Memakan, lari, menangis, bernyanyi, dan lain – lain.
Objek
(O)
Unsur
lainnya adalah objek. Unsur ini berfungsi untuk menyatakan korban atau pihak
yang dikenai tindakan oleh subjek melalui predikat. Objek juga bisa melakukan
tindakan terhadap subjek, jika diubah dalam bentuk kalimat pasif. Sama seperti
subjek, Objek dinyatakan dengan kata – kata benda, baik benda konkret, maupun
abstrak.
Contoh
: Uang, Tanaman, Gagasan, Ani, dan lain – lain.
Pelengkap
(Pel.)
Pelengkap
adalah unsur kalimat yang melengkapi unsur – unsur lainnya, seperti
subjek, maupun objek. Unsur ini berfungsi untuk menambahkan arti atau
keterangan.
Contoh
:
Pelengkap objek : Saya membeli
buku yang baru terbit di toko buku
Pelengkap subjek : Gadis yang berambut
pirang itu menemui aku di kelas pagi ini.
Keterangan
(Ket.)
Unsur
ini berfungsi sebagai penambah keterangan pada sebuah kalimat. Unsur keterangan
biasanya diletakkan di depan maupun di belakang kalimat.
Ada
beberapa jenis unsur keterangan diantaranya adalah :
Keterangan waktu : Kemarin, besok, bulan lalu, dua hari yang lalu, tahun
depan, dan lain – lain.
Keterangan tempat : di sana, di rumah, di toko, dan lain – lain.
Keterangan cara : Dengan cepat, sangat lambat, sangat serius, secara diam –
diam.
Keterangan alat : Menggunakan cangkul, dengan sepeda, mengendarai mobil,
dan lain – lain.
Keterangan tujuan : Supaya pintar, agar naik kelas, dan lain – lain.
Keterangan penyerta : Bersama ibu, dengan ayah, berdua dengan
kakak, dan lain – lain.
POLA KALIMAT
Unsur
– unsur kalimat di atas tersusun sesuai dengan fungsi dan tugasnya masing –
masing dan membentuk suatu pola kalimat. Dalam bahasa Indonesia, ada 8 pola
dasar kalimat yang bisa dikembangkan menjadi beberapa pola kalimat lainnya.
Namun, kali ini kita hanya akan membahas kedelapan pola dasar ini terlebih
dahulu. Berikut ini adalah pola – pola dasar kalimat dalam bahasa Indonesia.
1. S P
Pola
ini adalah pola yang sangat sederhana, dimana hanya terdiri dari subjek dan
predikat. Meskipun begitu, pola ini sudah membentuk suatu kesatuan makna.
Adik menangis
S P
Contoh
:
Dia bernyanyi
Ayah sedang tidur.
Budi berlari
2. S P O
Ibu menyiram tanaman.
S P O
Contoh
:
Aku bertemu dengannya.
Adik memakan buah apel.
Budi menaiki sepeda.
3. S P Pel.
Aku tiba yang paling
terakhir.
S P
Pel.
Contoh
:
Adik makan yang enak – enak.
Buaya memangsa yang lemah.
4. S P Pel. K
Saya
meminum yang
hangat - hangat dengan
sangat cepat.
S P
Pel.
K
Contoh
:
Budi menyuruh tanpa pandang bulu di
sekolah.
Harimau memangsa yang lemah di hutan.
5. S P O Pel.
Budi menyukai gadis yang berbaju merah itu.
S P
O
Pel.
Contoh
:
Harimau menerkam mangsa yang sedang
melintas.
Aku menemukan sebuah dompet tanpa
identitas.
Ayah menanam bunga mawar yang paling
bagus.
6. S P K
Aku berlari dengan sangat cepat.
S P
K
Contoh
:
Adik menangis dengan sangat keras.
Ibu tertidur pulas di kamar tidur.
Aku pergi besok pagi.
7. S P O K
Ani bertemu Budi di Stasiun Kereta Api.
S P
O
K
Contoh
:
Kakak memberi aku hadiah di hari ulang
tahunku.
Nenek mencabut giginya di rumah sakit.
Guntur itu menyambar pohon kemarin
malam.
8. S P O Pel. K
Aku memberi wanita yang mengemis itu uang untuk digunakannya membeli makanan.
S P O
Pel.
K
Contoh
:
Ibu membuat makanan yang sangat aku
sukai di dapur.
Ayah membelikan aku hadiah yang aku
dambakan nanti malam.
Ibu guru meminta tugas yang ia berikan
kemarin untuk dikumpulkan.
JENIS KALIMAT MENURUT STRUKTUR GRAMATIKALNYA
Menurut strukturnya,
kalimat bahasa Indonesia dapat berupa kalimat tunggal dan dapat pula berupa
kalimat mejemuk. Kalimat majemuk dapat bersifat setara (koordinatif, tidak
setara (subordinatif), ataupun campuran (koordiatif-subordinatif). Gagasan yang
tunggal dinyatakan dalam kalimat tunggal; gagasan yang bersegi-segi diungkapkan
dengan kalimat majemuk.
A.
Kalimat
Tunggal
Kalimat tunggal terdiri
atas satu subjek dan satu predikat. Pada hakikatnya, kalau dilihat dari
unsur-unsurnya, kalimat-kalimat yang panjang-panjang dalam bahasa Indonesia
dapat dikembalikan kepada kalimat-kalimat dasar yang sederhana. Kalimat-kalimat
tunggal yang sederhana itu terdiri atas satu subjek dan satu predikat.
B.
Majemuk
Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara terjad dari dua kalimat
tunggal atau lebi. Kalimat majemuk setara dikelompokkan menjadi empat jenis,
sebagai berikut.
1.
Dua kalimat tunggal atau lebih dapat
dihubungkan oleh kata dan atau serta jika kedua kalimat tunggal atau lebih itu
sejalan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara penjumlahan.
Contoh:
Kami
membaca
Mereka
menulis
Kami
membaca dan mereka menulis
2.
Kedua kalimat tunggal yang berbentuk
kalimat setara itu dapat dihubungkan oleh kata tetapi jika kalimat itu
menunjukkan pertentangan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara
pertentangan.
Contoh:
Amerika
dan Jepang tergolong negara maju.
Indonesia dan Brunei Darussalam tergolong
negara berkembang.
Amerika
dan Jepang tergolong negara maju, tetapi Indonesia dan Brunei Darussalam
tergolong negara berkembang.
Kata-kata
penghubung lain yang dapat digunakan dalam menghubungkan dua kalimat tunggal
dalam kalimat majemuk setara pertentangan ialah kata sedangkan dan melainkan
3.
Dua kalimat tunggal ata lebih dapat
dihubungkan oleh kata lalu dan kemudian jika kejadian yang dikemukakannya
berurutan.
Contoh:
Mula-mula
disebutkan nama-nama juara MTQ tingkat remaja, kemudian disebutkan nama-nama
juara MTQ tingkat dewasa.
Upacara
serah terima pengurus koperasi sudah selesai, lalu Pak Ustaz membacakan doa
selamat.
4.
Dapat pula dua kalimat tunggal atau
lebih dihubungkan oleh kata atau jika kalimat itu menunjukkan pemilihan, dan
hasilnya disebut kalimat majemuk setara pemilihan.
Contoh:
Para
pemilik televisi membayar iuran televisinya di kantor pos yang terdekat, atau
para petugas menagihnya ke rumah pemilik televisi langsung.
C.
Kalimat
Majemuk Tidak Setara
Kalimat majemuk tidak
setara terdiri atas satu suku kalimat yang bebas dan satu suku kalimat atau
lebih yang tidak bebas. Jalinan kalimat ini menggambarkan taraf kepentingan
yang berbeda-beda di antara unsur gagasan yang majemuk. Inti gagasan dituangkan
ke dalam induk kalimat, sedangkan pertaliannya dari sudut pandangan waktu,
sebab, akibat, tujuan, syarat, dan sebagainya dengan aspek gagasan yang lain
diungkapkan dalam anak kalimat.
Contoh:
a. Komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern.
(tunggal)
b. Mereka masih dapat
mengacaukan data-data komputer. (tunggal)
c. Walaupun komputer
itu dilengkapi dengan alat-alat modern, mereka masih dapat mengacaukan
data-data komputer itu.
Sudah dikatakan di atas
bahwa kalimat majemuk tak setara terbagi dalam bentuk anak kalimat dan induk
kalimat. Induk kalimat ialah inti gagasan, sedangkan anak kalimat ialah
pertalian gagasan dengan hal-hal lain.
D.
Kalimat
Majemuk Campuran
Kalimat jenis ini
terdiri atas kalimat majemuk taksetara (bertingkat) dan kalimat majemuk setara,
atau terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk taksetara
(bertingkat).
Misalnya:
1. Karena hari sudah
malam, kami berhenti dan langsung pulang.
2. Kami pulang, tetapi
mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.
Penjelasan Kalimat
pertama terdiri atas induk kalimat yang berupa kalimat majemuk setara, kami
pulang, tetapi mereka masih bekerja, dan anak kalimat karena tugasnya belum
selesai. Jadi, susunan kalimat kedua adalah setara + bertingkat.
KESIMPULAN :
-
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil,
dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh.
-
Kalimat terdiri dari unsur – unsur
pembentuk kalimat yang saling berangkai dan membentuk satu kesatuan makna. Unsur
pembangun kalimat tersebut, diantaranya adalah Subjek (S), Predikat (P), Objek
(O), Pelengkap (Pel.), dan Keterangan (K).
-
Suatu pola kalimat terbentuk apabila unsur
– unsur kalimat di atas tersusun sesuai dengan fungsi dan tugasnya masing –
masing.
-
Menurut strukturnya, kalimat bahasa
Indonesia dapat berupa kalimat tunggal dan kalimat mejemuk (setara (koordinatif),
tidak setara (subordinatif), ataupun campuran (koordiatif-subordinatif).
REFERENSI :
http://www.prbahasaindonesia.com/2015/05/pengertian-contoh-unsur-unsur-pembentuk-dan-pola-kalimat-SPOK.html
(Senin, 26 Oktober 2015)
http://lecturer.ukdw.ac.id/othie/PengertianKalimat.pdf
(Senin, 26 Oktober 2015)
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/03/kalimat_dalam_bahasa_indonesia.pdf
(Senin, 26 Oktober 2015)
Komentar
Posting Komentar