CERPEN : 08 JULI 2013
Hari ini.. Ya lebih tepatnya adalah hari dimana hasil SBMPTN akan diumumkan dan hari dimana para peserta SBMPTN di Indonesia akan mendapat satu dari dua kemungkinan yaitu kebahagiaan atau kekecewaan, who knows? Hanya Allah dan tim sukses SBMPTN 2013 yang tahu hasil pengumuman tersebut.
“ Tiinn... Tiinn...” aku hanya bisa duduk manis disebelah ibu dengan sabuk pengaman yang sudah melilit ditubuhku dan menatap keadaan disekelilingku atau lebih tepatnya didepanku. Ya saat ini kami berdua sedang terjebak macet di keadaan hiruk pikuknya kota Jakarta. Memang keadaan ini sudah tidak asing lagi bagi kami, apalagi hari mulai sore dan memasuki waktu orang-orang pulang kerja. Terlihat puluhan bahkan ratusan mobil yang ada disini berlaju mencari jalan seolah tidak ingin kalah dengan pengendara lain. Kutengok jam tangan berwarna putih yang melingkar dilengan kiriku. Waktu menunjukkan pukul 17.00 , “Sudah waktunya pengumuman SBMPTN” ucapku dalam hati.
Kuraih sebuah handphone, kumulai menatap layarnya dengan tatapan yang sangat was-was dan mengetikkan sesuatu dihalaman web yang tak lain itu adalah link hasil SBMPTN online. Rasa takut, gelisah, penasaran dll sepertinya sudah merasuki tubuhku. Sebenarnya sudah dari pagi aku merasakan ini semua tetapi tetap saja berasa sampai sekarang bahkan aku rasa perasaan ini makin hebat dan makin menjulur keseluruh bagian tubuhku. Kutatap lagi layar handphoneku yang kini sudah memasuki halaman web hasil SBMPTN dan sepertinya aku lupa sesuatu, tapi apa? Ketulusuri isi web tersebut dan menangkap sebuah tulisan: No Peserta. “ Ya Allah, ternyata benar aku lupa sesuatu dan itu adalah nomor pesertaku” batinku. Ingin rasanya nangis dan berteriak, tapi mana mungkin dengan situasi yang seperti ini. Kuketuk-ketuk pelan layar handphonenya dengan jari telunjukku, namun terlintas dipikiranku untuk membuka salah satu social media yang sedang booming saat ini, yaps benar! Twitter. Kucoba login dan kulihat isi timeline. Sungguh bahagianya melihat tweet teman-temanku yang keterima SBMPTN ditimeline, meskipun sedikit ada rasa iri namun siapa yang tidak senang jika teman-teman seperjuangan bisa lulus di universitas yang mereka inginkan. Tanpa sadar akupun ikut tersenyum “Andai setelah sampai rumah nanti aku bisa mendapatkan kabar gembira seperti mereka” batinku.
Kuraih sebuah handphone, kumulai menatap layarnya dengan tatapan yang sangat was-was dan mengetikkan sesuatu dihalaman web yang tak lain itu adalah link hasil SBMPTN online. Rasa takut, gelisah, penasaran dll sepertinya sudah merasuki tubuhku. Sebenarnya sudah dari pagi aku merasakan ini semua tetapi tetap saja berasa sampai sekarang bahkan aku rasa perasaan ini makin hebat dan makin menjulur keseluruh bagian tubuhku. Kutatap lagi layar handphoneku yang kini sudah memasuki halaman web hasil SBMPTN dan sepertinya aku lupa sesuatu, tapi apa? Ketulusuri isi web tersebut dan menangkap sebuah tulisan: No Peserta. “ Ya Allah, ternyata benar aku lupa sesuatu dan itu adalah nomor pesertaku” batinku. Ingin rasanya nangis dan berteriak, tapi mana mungkin dengan situasi yang seperti ini. Kuketuk-ketuk pelan layar handphonenya dengan jari telunjukku, namun terlintas dipikiranku untuk membuka salah satu social media yang sedang booming saat ini, yaps benar! Twitter. Kucoba login dan kulihat isi timeline. Sungguh bahagianya melihat tweet teman-temanku yang keterima SBMPTN ditimeline, meskipun sedikit ada rasa iri namun siapa yang tidak senang jika teman-teman seperjuangan bisa lulus di universitas yang mereka inginkan. Tanpa sadar akupun ikut tersenyum “Andai setelah sampai rumah nanti aku bisa mendapatkan kabar gembira seperti mereka” batinku.
Waktu sudah menunjukkan pukul 19.00 karena perjalanan masih lumayan macet kamipun memutuskan untuk makan di warung seafood pinggir jalan. Ya, Ibu memang paling tahu kesukaanku. Setelah menunggu 15 menit kini didepan kami sudah ada beberapa macam makanan seafood. Menggiurkan? Sudah pasti meggiurkan sekali. Namun saat ini dipikiranku cuma ada satu, bukan bagaimana cara menghabiskan semua makanan ini melainkan bagaimana hasil SBMPTN ku? Hmmm.
Selesai makan kami melanjutkan perjalanan. Kubuka handphoneku dan sekarang lumayan banyak tweet teman-temanku yang berbahagia, namun tak sedikit juga dari mereka yang kecewa dengan hasilnya. Lagi-lagi aku hanya bisa menghembuskan napas dengan berat hati. Pikiranku saat ini benar-benar tidak sinkron. “ Ya Allah, bagaimana kalau aku mengecewakan kedua orang tuaku? “ tanyaku dalam hati. “ Astagfirullah” kutepiskan pikiranku yang aneh-aneh dan kuserahkan semuanya kepada Allah SWT, “Apapun itu hasilnya Insya Allah aku terima! I believe, Allah knows whats best for me ” yakinku.
Pukul 20.30 aku dan ibu sampai dirumah. Aku segera lari menuju kamar, mengambil sebuah map bening yang berada di dalam tas sekolahku. Kuteliti satu persatu kertas dan dapat! . Ku buka kembali halaman web hasil SBMPTN. Dengan tangan yang sedikit gemetar. Gelisah? Nervous? Jangan ditanya, itu sudah pasti kurasakan. Setelah muncul web SBMPTN langsung ku isi no peserta, tempat dan tanggal lahirku. Kupejamkan mataku sembari menunggu loading hingga halaman profil SBMPTNku muncul. Ku buka mataku perlahan dan kulihat sebuah tulisan dilayar : Maaf.... “Sudah kuduga itu” ucapku lirih. Aku tidak melanjutkan kalimat tersebut karena aku sudah tahu kalimat selanjutnya seperti apa . Sebersit rasa sedih, kecewa, marah, down menghampiri diriku, saat ini aku hanya bisa berharap rasa itu tidak terlalu lama hinggap didiriku. Sekuat tenaga kutahan air mataku, aku tertunduk lesu dan sesekali menatap kearah sekeliling kamarku. Tanpa sengaja mataku berhenti disatu titik, disebuah kertas berukuran A4 yang tertempel di dinding kamarku. Kertas itu tidak kosong, tidak ada gambar atau lukisan berwarna juga. Namun aku tersadar dikertas itu ada sebuah tulisan...
“ Kekecewaan adalah cara Allah SWT untuk mengatakan : Bersabarlah, Aku punya sesuatu yang lebih baik untukmu “
Melihat kata-kata tersebut bukannya aku tegar justru malah sebaliknya air mata yang sedari tadi kutahan-tahan kini meluncur bebas membasahi pipiku. “ Subhanallah...” aku hanya bisa mengeluarkan satu kata dari mulutku. Saat itu aku benar-benar tidak tahu harus mengatakan apa lagi untuk mengucapkan rasa kagumku kepada Sang Pencipta. Akupun tersenyum dan menghapus air mataku. Aku rasa saat itu aku sedang mengeluarkan airmata bahagia sekaligus kagum, bukan air mata kesedihan ataupun kemarahan. “ Terima kasih Ya Allah, Kau menyadarkanku bahwa perjuanganku tidak hanya berhenti sampai disini. Mungkin kejadian hari ini adalah pelajaran yang Kau beri untukku agar aku lebih semangat dan giat lagi dalam menjalani kehidupan”
Catatan :
Memang puncak kesuksesan itu cuma ada satu tapi kita juga harus ingat bahwa pintu menuju kesuksesan bukan cuma satu. Jika kita tidak bisa lewat pintu satu toh kita masih punya banyak pintu lain untuk menuju kesuksesan tersebut.Engga masuk PTN bukan berarti hidup kita berakhir. Jangan takut + jangan sedih Insya Allah, Allah sudah merencanakan sesuatu yang lebih indah buat diri kita. Yang pastinya sesuatu yang tak kalah indahnya dari apa yang kita pikirkan/rencanakan. Lagian Allah juga sudah menetapkan rezeki untuk kita masing-masing dan mungkin saja yang satu ini belum rezeki untuk kita. Semangat! Ingat kita hanya berusaha dan Allah yang berhak menentukan. Apapun hasilnya jangan membuat kita pantang menyerah , justru jadikanlah motivasi buat meraih kesuksesan yang lebih baik kedepannya. Aamiin. Semangat!
- Story by AR -
- Story by AR -
Komentar
Posting Komentar