PUISI
Jenis
karya sastra yang memiliki unsur, bait, baris dan tipografi disebut puisi.
Puisi juga diartikan sebagai ragam sastra yang mengejawantahkan luapan perasaan yang berbalut pemikiran, wawasan dan sentuhan hati. Menurut
sumardi puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat,
dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias
(imajinatif).
CIRI – CIRI PUISI
1. Puisi terdiri atas beberapa baris
2. Puisi memiliki pencitraan
3. Puisi memiliki rima
4. Puisi memiliki tipografi
5. Puisi bermakna konotatif
6. Puisi menggunakan bahasa yang lebih
padat daripada prosa dan drama
UNSUR
- UNSUR PUISI
Ada
dua unsur pokok yang membangun puisi sebagai suatu karya sastra, yaitu struktur
fisik dan struktur batin.
a.
Struktur
Fisik Puisi
Unsur
pembangun puisi yang dapat diamati atau dilihat langsung dengan indera
penglihatan (mata). Struktur fisik puisi meliputi diksi, citraan/imaji, kata
konkret majas, rima dan tipografi.
1. Diksi
Pilihan kata yang
berkaitan erat dengan makna, keselarasan bunyi dan urutan kata disebut diksi.
2. Citraan
Kata atau susunan yang
dapat mengungkapkan pengalaman indriawi, seperti penglihatan (visual),
pendengaran (audio) dan perasaan (taktif) disebut citraan/imaji. Fungsi citraan
ialah untuk memberikan gambaran kepada pembaca agar seolah-olah dapat
mendengar, melihat, merasakan, mencium, meraba, memikirkan ataupun mengalami
hal seperti yang dialami oleh penyair. Ada enam macam citraan yaitu citraan
penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan, perabaan dan pergerakan.
3. Kata
Konkret
Kata konkret adalah
kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan memunculkan imaji.
4. Majas
Cara melukiskan sesuatu
dengan menyamakan atau membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain disebut
majas.
5. Rima
Persamaan bunyi yang
mencangkup onomatope (tiruan bunyi), bentuk intern pola bunyi dan pengulangan
kata disebut sebagai rima.
6. Tipografi
Bentuk posisi yang
disusun dalam bentuk larik-larik, sekaligus merupakan pembeda yang paling
penting antara puisi dengan prosa dan drama disebut tipografi.
b.
Struktur
Batin Puisi
Struktur
batin puisi merupakan unsur pembangun puisi yang berupa makna sehingga tidak
tampak oleh indera penglihatan (mata). Struktur batin puisi meliputi tema,
perasaan, nada suasana dan amanat.
JENIS
PUISI
Secara umum, puisi terbagi menjadi tiga
jenis, yaitu puisi lama, puisi baru dan puisi kontemporer.
a.
Puisi
Lama
-
Pantun
Puisi Melayu asli yang
terdiri atas bagian sampiran dan isi disebut pantun
Contoh
:
Kalau
ada sumur di ladang
Bolehlah
kita menumpang mandi
Kalau
ada umurku panjang
Bolehlah
kita berjumpa lagi
-
Talibun
Puisi Melayu Lama,
sejenis pantun, yang sampirannya bergantung pada jumlah baris tiap baitnya
disebut talibun.
Contoh
:
Selasih
di rimba Jambi
Rotan
ditarik orang pauh
Putus
akarnya di jerami
Kasih
pun baru dimulai
Tuan
bawa berjalan jauh
Itu
menghina hati kami
-
Seloka
(Pantun Berkait)
Puisi Melayu Klasik
yang berisi pepatah ataupun perumpamaan yang mengandung senda gurau, sindiran
atau ejekan disebut seloka (pantun berkait).
Contoh
:
Lurus
jalan ke Payakumbuh
Kayu
jati bertimbal jalan
Di
mana hati tak kan rusuh
Ibu
mati bapak berjalan
-
Karmina
(Pantun Kilat)
Pantun Melayu Lama yang
jumlah barisnya lebih sedikit daripada pantun disebut karmina atau pantun
kilat.
Contoh
:
Sudah
gaharu cendana pula
Sudah
tahu masih bertanya pula
-
Gurindam
Puisi lama yang berasal
dari Tamil (India), yang berisi nasehat disebut gurindam.
Contoh
:
Barang
siapa meninggalkan sembahyang
Seperti
rumah tiada bertiang
-
Syair
Puisi lama yang berasal
dari Persia (Iran) yang semua barisnya berupa isi disebut syair.
Contoh
:
Pada
zaman dahulu kala
Tersebutlah
sebuah cerita
Sebuah
negeri yang aman sentosa
Dipimpin
sang raja nan bijaksana
-
Mantra
Bunyi, suku kata, kata
atau sekumpulan kata yang dianggap mempu menciptakan perubahan disebut
mantra.Isinya berupa pujian-pujian terhadap sesuatu yang gaib atau
dikeramatkan, seperti dewa, roh, binatang atau Tuhan.
Contoh
:
Hai
Tok Mambang Putih, Tak Mambang Hitam
Yang
diam di bulan dan matahari
Melimpahkan
sekalian alam asalnya pawing
Menyampaikan
sekalian hajatku
Melakukan
kehendakku
Assalamualaikum!
b.
Puisi
Baru
-
Puisi Naratif
-
Puisi Lirik
-
Puisi Deskriptif
-
Puisi Dramatik
c.
Puisi
Kontemporer
Puisi yang lahir dalam kurun waktu
terakhir, yang penyusunannya berusaha menyimpang dari ketentuan konvensional
puisi itu sendiri disebut puisi kontemporer (rekonvensional). Dalam puisi
kontemporer, pemakaian kata-kata simbolik, gaya bahasa, irama dan sebagainya
dianggap tidak begitu penting lagi.
REFERENSI
:
Ainia Prihantini, S. Hum. 2015. Master Bahasa
Indonesia. Yogyakarta : PT Bentang Pustaka.
http://www.artikelsiana.com/2015/10/pengertian-puisi-ciri-jenis-jenis-unsur.html. Senin, 2 Mei 2016.
http://www.news1130.com/wp-content/blogs.dir/sites/9/2016/02/11/loveletter-e1455204781648-878x494.jpg
Komentar
Posting Komentar